Dan katakanlah kepada para hambaku-Ku: “Hendaklah mereka berbicara dengan ucapan yang sebaik-baiknya” dalam berdakwah. Bahwasanya setan itu suka menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya antara setan dan manusia terbentang permusuhan sejak dahulu. Isra: 53
Rayulah aku, dan aku mungkin tak mempercayaimu.
Kritiklah aku, dan aku mungkin tak menyukaimu
Acuhkan aku, dan aku mungkin tak memaafkanmu
Semangati aku dengan kasih sayangmu, dan mungkin aku tak akan pernah melupakanmu!
KASIH SAYANG
Apalah artinya perebadaan dibandingkan dengan banyaknya persamaan diantara kita. Bukankah kita sama-sama membutuhkan sesuap nasi tanak dan seteguk air demi memenuhi lapar dan dahaga kita? Kita juga sama-sama menangis dikala sedih dan tertawa saat bahagia. Kita sama-sama gemetar sewaktu ketakutan melanda, serta tergelak tawa ketika kegembiraan menerpa. Kita sama-sama berkeringat dibawah terik matahari, dan mengigil pada dinginnya malam.
Tidakkah kita melihat begitu banyak persamaan diantara kita, sampai-sampai muskil menghitungnya?
Lalu mengapa secuil perbedaan yang dipicu oleh keinginan, hasrat dan nafsu menyangsikan semua kebersamaan kita? Mengapa kita seolah memiliki lebih banyak waktu untuk mengais-ais perbedaan, menggoreskan garis pemisah, memancangkan bedera kami dan kau!?
Tidaklah cukup satu persamaan di antara kita yang ada memupuskan kegigihan untuk mempertahankan warna-warna itu, bukankah kita sama-sama membutuhkan kasih sayang. Dan kenapa kita harus saling bermusuhan dan menyimpan dendam. Sampai anak cucu kita mengenang bahwa kita adalah orang-orang yang tak lagi punya kasih sayang!
“Fabiayyi Aalaaa irobbikumaa Tukadzdzibaan” (Artinya: Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?)
HADIAH
Bayangkan ada sebuah bank yang memberi anda pinjaman uang sejumlah Rp. 86.400 setiap paginya. Semua uang itu harus anda gunakan. Pada malam harinya, bank akan menghapus sisa uang yang tidak anda gunakan selama sehari. Coba tebak, apa yang akan anda lakukan? Tentu saja, menghabiskan semua uang pinjaman itu,
Setiap hari dari kita memiliki bank dari Allah yang disebut WAKTU. Setiap pagi, IA kan memberi anda 86.400 detik. Pada malam harinya IA akan menghapus isa waktu yang tidak anda gunakan untuk tujuan yang baik. Kerena IA tidak memberikan sisa waktuNya pada anda. IA juga tidak memberikan tambahan waktu untuk anda setiap hari IA ajab membuk satu rekening baru untuk anda. Setiap malam IA akan menghapuskan yang tersisa. Jika anda tidak mempergunakannya dengan tujuan dan amalan yang baik, maka kerugian akan menimpa anda. Anda tidak bisa menariknya kembali. Juga, anda tidak bisa meminta “uang muka” untuk esok hari. Anda harus hidup dalam simpanan hari ini. Maka dari itu berinvestasilah untuk akhirat anda, untuk kebahagiaan anda dan untuk kesuksesan anda dengan WAKTU yang sudah diberikan DEPOSITnya setiap hari dari Allah.
Engkau tak sadar akan kenikmatan itu, padahal hanya engkau yang bisa menghitung dari tiap detik bahkan mili detik dari setiap hembusan kehidupan itu ada kenikmatan yang telah engkau sia-siakan. Kenikmatan itu adalah mempergunakan deposit kehidupan anda dengan amalan ibadah kepada Allah dan menjalin hubungan penuh kasih sayang dengan manusia.
Waktu itu terus bergarak, gunakan ia sebaik-baiknya karena itu adalah nikmat yang tiada tara!
Agar engkau paham akan kenikmatan Allah pada waktu yang telah diberikan kepada anda, maka:
Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakan pada murid yang gagal naik kelas.
Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi premature.
Agar tahu pentingnya waktu SEMINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan.
Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakan pada seorang istri yang menunggu lama suaminya pergi.
Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketingalan pesawat terbang.
Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja tergindar dari kecelakaan.
Agar tahu pentingnya waktu SEMILIDETIK, tanyakan pada pelari yang mendapatkan mendali perak Olimpiade.
Maka engkau tak akan bisa mendustakan nikmat yang telah diberikan Allah kepadamu.
مَازَادَ اللهُ عَبْـدًا ِبعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ ِللهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ
Allah tidak menambahkan kepada seorang hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan, dan tidaklah seorang hamba bersikap tawadhu‘ (rendah hati) kecuali Allah pasti mengangkat (derajatnya). (HR Muslim)
Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu‘ (rendah hati), sehingga tak seorang pun menyombongkan diri kepada yang lain, atau seseorang tiada menganiaya kepada yang lainnya. (HR Muslim)
KERENDAHAN HATI.
Kalau engkau tak sanggup menjadi beringin yang tumbuh dipuncak bukit agar indah dipandang dan membuat kokoh tebing terjal, jadilah saja belukar. Tetapi belukar yang baik yang tumbuh ditepi danau. Kalau engkau tak sanggup jadi belukar, jadilah saja rumput. Tapi rumput terbaik yang memperkuat tanggul pinggir jalan. Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya. Maka jadilah jalan kecil yang membawa orang ke mata air.
tak semua menjadi nahkoda. Tentu ada awak kapalnya. Bukanlah besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya dirimu. Jadilah saja dirimu sebaik-baik dirimu sendiri. Maka itu akan menunjukkan bahwa diantara kerendahan hatimu ada drajat yang tinggi bagi jiwamu!
Sulitnya berbuat baik dan berlapang dada, adalah ujian. Lapang dada butuh kesabaran, butuh latihan dan butuh pengertian. Orang yang hidup dengan kita bukanlah kembaran dari kepribadian kita. Ia punya keinginan, ia punya watak dan ia punya segudang ambisi yang bisa membedakan antara ia dan kita.
Tak selamanya kita berbeda dan tersakiti itu adalah tak menyenangkan. Justru dari berbedaan dan tersakiti itulah kita bisa memahami bahwa sesungguhnya yang berhak menjadi sandaran kita bukan mereka, namun antara anda dan sang KHALIQ!
ANDA DAN SANG KHALIQ
Orang sering sulit dimengerti, tidak pikir panjang dan selalu memikirkan diri sendiri, namun demikian..
ampunilah mereka…
Bila anda baik hati, orang mungkin menuduh anda egois, atau punya mau, namun demikian,,,,
tetaplah berbuat baik…
Bila anda sukses, anda akan menemui teman-teman yang tidak bersahabat, dan musuh-musuh sejati anda, namun demikian…
Teruskan kesuksesan anda…
Bila anda jujur dan tulus hati, orang mungkin akan menipu anda, namun demikian..
tetaplah jujur dan tulus hati…
Hasil karya anda selama bertahun-tahun dihancurkan orang dalam semalam,,,namun demikian…
Tetaplah berkarya,,,,
Bila anda menemukan ketenangan dan kebahagiaan mungkin ada yang iri, namun demikian….
syukurilah kebahagiaanmu…
Kebaikan anda hari ini gampang serinng dilupakan orang, namun demikian…
teruslah berbuat baik…
Berikanlah yang terbaik dari anda dan itu pun tidak pernah memuaskan orang, namun demikian..
tetaplah memberi yang terbaik.
Pada akhirnya adalah..
Perkaranya adalah antara anda dan sang Kholiq…dan bukan antara anda dan mereka…:)
Cinta dan Waktu
Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak. Ada Cinta,Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan, dsb. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu, dan air laut tiba-tiba naik, akan menenggelamkan pulau tersebut. Semua penghuni mulai cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri masing-masing. Cinta mulai kebingungan, karena ia tidak dapat berenang dan tidak memiliki perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk mencoba mencari pertolongan. Sementara itu, air makin naik membasahi kaki cinta.
Tak lama kemudian, Cinta melihat Kekayaan sedang mendayung perahu. “Kekayaan, Kekayaan, tolong aku”, teriak Cinta. “Aduh maaf cinta, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu, nanti perahuku tenggelam. Lagipula tidak ada lagi tempat bagimu di perahu ini”, kata Kekayaan. Lalu kekayaan kembali bergegas mendayung perahunya untuk pergi. Cinta merasa sedih sekali.
Namun kemudian Cinta melihat Kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan, tolong aku”, teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia dapat menemukan perahu, sehinga ia tidak mendengar teriakan Cinta. Air semakin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggangnya, sehingga Cinta semakin panik.
Tidak lama kemudian, lewatlah Kecantikan. “Kecantikan, bawalah aku bersamamu”, pinta Cinta. “Wah Cinta, lihatlah. Kamu basah dan kotor, aku tidak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini”, sahut Kecantikan. Cinta sedih sekali mendengarnya, ia mulai menangis terisak-isak.
Saat itu lewatlah Kesedihan, “Wahai Kesedihan, bawalah aku bersamamu”, Cinta meminta untuk ikut bersamanya. “Maaf Cinta, aku sedang sedih, dan aku ingin sendirian saja”, kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa, ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.
Pada saat itu terdengar suara, “Cinta, mari cepat naik ke perahuku”. Cinta menoleh ke arah suara tersebut, dan melihat seorang tua dengan perahunya. Dengan cepat-cepat Cinta langsung menaiki perahu tersebut tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, orang tua tersebut menurunkan Cinta dan segera pergi. Pada saat itu barulah ia sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapakah orang tua yang telah memberipertolongan sehingga dirinya selamat. Cinta segera menanyakan pada seorang penduduk di pulau tersebut, siapa sebenarnya orang tua tadi.
“Pak, siapakah orang tua tadi??”, tanya Cinta. “Oh, orang tua tadi?! Dia adalah sang waktu”, kata penduduk. “Tapi mengapa ia menyelamatkanku? Aku tidak mengenalnya, bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku”, Cinta heran.
Dan penduduk itu pun menjawab, “Hanya waktulah yang tahu, berapalah nilai yang sesungguhnya dari Cinta itu”.