LENTERAHATI ISLAMIC BOARDING SCHOOL

Loading

Lenterahati Islamic Boarding School bukan sekolah transit dan tempat terapi

Lenterahati Islamic Boarding School bukan sekolah transit dan tempat terapi

Lenterahati Islamic Boarding School bukan sekolah transit dan tempat terapi

Ada fenomena yang menarik 2 tahun ini Lenterahati. Dulu waktu masuk ke Lenterahati tergolong anak yang berkebutuhan khusus, bahkan bisa dikatakan membutuhkan perhatian ektra. Jangankan bicara jelas, melakukan aktifitas saja selalu agresif dan destruktif.

Kami dengan lapang dada menerima ananda karena kami berpostif thinking bahwa ananda adalah karunia Allah dan kami bangga bisa menjadi tempat amanah anak-anak yang spesial.

Bahkan ada yang sampai dengan adiknya yang hampir mengalami hal serupa, kamipun sabar. Entah kalau kami tak punya cadangan sabar mungkin sudah melepaskan begitu saja dan menyerahkan kembali ke orantuanya, bahkan saya kadang malu dengan Walisantri lainnya yang juga tak kalah sabar karena pernah diantara anaknya menjadi korban.

Kami bimbing, kami arahkan, kami asuh dan kami didik hingga dulu mengucapkan kalimat saja sulit dan kemudian diekspresikan dengan bahasa kinestetiknya dan guru-gurunya dengan sabar mendampinginya dan berapa properti sekolah mulai HP guru, laptop dan peralatan kelas yang juga menjadi korban.

Kami tetap sabar dan mengarahkan tanpa kekerasan dan bahkan membentak saja tidak

Begitu sekarang naik ke kelas yang lebih tinggi perubahan luar biasa dari saat mereka masuk, kemudian terjadi banyak fenomena, orangtua-orangtua yang punya anak yang dulunya tergolong ABK sekarang ingin pindah dengan berbagai alasan.

Kami tidak menghalangi untuk pindah kemana saja, namun secara etis tentu menjadi pelajaran bahwa Lenterahati ini bukan sekolah transisi dan tempat terapi, begitu anak sembuh langsung keluar sekolah

Jika dihitung materi, tidaklah seberapa apa yang terjadi pada kami saat mengasuh dan mendidik anak-anak ABK dengan kondisi perilaku agresit, destruktif dan speak delay pada awal datang dan juga pernah mengalami bulliying di sekolah TK lamanya. Tetapi perasaan kami yang tercabik-cabik seolah-olah lembaga ini diperlakukan sebagai sebuah tempat transit, seperti rumah sakit yang saat butuh therapy akan sabar datang ke RS, kemudian begitu melihat perkembangan kesehatan membaik, minta pulang bahkan ada yang pulang paksa karena kami tak tau apa penyebabnya mereka memutus kan pindah setelah melihat perkembangan anak-anaknya yang sangat luar biasa bedanya ketika datang ke Sekolah.

Tentu fenomena ini akan kami filter, kami tidak ingin izzah dan marwah (kehormatan) lembaga tergadaikan sebagai sekolah titipan therapy, tetapi memang sekolah kami adalah sekolah inklusi!. Andaikata kami melalukan kesalahan saat mengasuh dan mendidik ananda tentu kami akan melakukan perbaikan, tetapi justru tidak ada angin-tidak ada bagai, fenomena ini terjadi 2 tahun ini.

Maka bismillah, kami akan rubah sistem menjadi sekolah yang bermartabat! Kami akan menerima Walisantri yang komitmen mendidik ananda dengan tuntas sampai lulus SD atau SMP.

Bukan karena kami keberatan siswa pindah, justru kalau dihitung malah beban kerja kami menjadi lebih ringan

Yang kami fikirkan, ananda yang spesial ini tak mudah beradaptasi! Maka tentu disekolah baru nanti bisa jadi akan terjadi kemunduran karena perlakuan dan sistem yang berbeda. Justru bukan menjadikan anak bahagia atau lebih berkembang dari pada di Lenterahati, jusrtu bisa jadi akan mundur dan kembali menjadi anak-anak yang perlu perhatian khusus. Bahkan 2 diantara yang pindah dahulu sekarang mengalami trauma sekolah, dan kemunduran mental dibandingkan saat dulu kami yang mengasuh.

Pengalaman saya, 1 tahun yang lalu ada 2 anak-anak spesial yang pindah setelah mengalami kemajuan perkembangan mental, emosi dan juga kognitifnya. Lantas orang tuanya memutuskan memindahkan anaknya dengan alasan cukup simpel, sekolah terlalu jauh. Padahal rumahnya dilewati bus drop zone, begitu 1 semester mereka komunikasi kembali dengan saya, dan ingin balik ke Lenterahati karena jusru anaknya mendapatkan kekerasan verbal baik dari teman dan kakak-kakak tingkatnya karena mereka tidak diajarkan berbeda sejak dini, berbeda dengan kami semua ananda kami ajarkan memahami perbedaan.

.Maka dengan berat hati, kami tidak bisa menerima kembali ke Lenterahati walau sejak di PAUD mereka bersama kami, kami juga butuh dihargai sebagai lembaga pendidikan yang kredibel, bukan keluar masuk dengan alasan yang tidak difikirkah baik buruknya bagi anak

Terimakasih kepada semua walisantri utamanya Walisantri yang diamanahkan anak-anak istimewa yang istiqomah bersama kami, kami memang belum sempurna tetapi kami terus belajar memperbaiki diri untuk menjadi yang terbaik bagi ananda santri Lenterahati Islamic Boarding School.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Abah Muazar Habibi Pengasuh Lenterahati Islamic Boarding School

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari LENTERAHATI ISLAMIC BOARDING SCHOOL

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca