Melatih Anak dengan Bermain

Oleh : MA Muazar Habibi

PENELITIAN terhadap otak manusia terungkap, berfungsinya otak adalah hasil interaksi genetis dan pengaruh lingkungan. Pada saat anak lahir, terdapat lebih dari 100 miliar sel otak yang siap untuk dikembangkan dan diaktualisasikan. Pada saat itu tingkat perkembangan otak anak mencapai puncak potensi yang tertinggi. Cemerlangnya otak anak, diharapkan akan menghasilkan anak-anak masa depan yang cerdas.

BERMAIN — Bermain merupakan keharus bagi anak-anak usia dini. Sebab dengan bermain anak-anak akan mendapatkan pelajar bagaimana mengekspresikan diri secara bebas. (Sripo/sts)

Proses pengelolaan otak ini sebenarnya sangat menentukan intelegensi dan kepribadian serta kualitas kehidupan yang dialami seseorang. Karena itu, makin banyak otak digunakan, makin banyak jaringan otak terbentuk. Tetapi sebaliknya, jika otak kurang digunakan makin kurang jaringan otak tersebut.
Sejak lahir setiap anak memiliki berbagai potensi yang unik. Untuk dapat mengembangkan potensi tersebut perlu dipupuk sejak dini dalam lingkungan yang kondusif. Menciptakan lingkungan yang kondusif (mendukung) ini dapat mengembangkan potensi anak secara optimal dan menyeluruh.
Pendidikan terhadap anak bisa dimulai sejak dini, pada saat anak masih dalam masa pra-sekolah sampai masa berikutnya. Pendidikan pra-sekolah sangat menentukan keberhasilan anak sebagai siswa dan juga sebagai orang dewasa di masa mendatang. Semua anak berhak mendapatkan pendidikan pra-sekolah yang berkualitas. Dan pendidik mempunyai tanggung jawab untuk memperkenalkan anak kepada masyarakat di sekitarnya.
Dunia Bermain
Dunia anak adalah dunia bermain. Semua hal menjadi menyenangkan bagi anak. Bermain ayunan, bermain pasir, senang menari, belajar, bernyanyi, mengenal binatang, dan sebagainya. Semua yang dia perbuat dilakukannya dengan gembira. Pada saat bermain ini anak mengembangkan semua aspek dalam dirinya, termasuk rasa percaya diri.
Waktu bermain anak mendapat kesempatan dengan bebas mengekspresikan diri. Anak tidak perlu takut salah, tidak mendapat tekanan untuk berhasil, anak dapat berbuat sesuai kehendaknya dan selalu ingin mencoba kegiatan yang ingin dikuasainya. Oleh karena itu, bermain sangat membantu anak belajar bersosialisasi. Anak yang senang bermain, biasanya lebih sosial dan lebih percaya diri dalam berhubungan dengan orang lain.
Melalui bermain, anak dapat mengembangkan bahasanya, anak dapat berfikir dan mencari solusi untuk masalah yang sedang dihadapinya. Dengan demikian, bermain akan mempengaruhi perkembangan intelektualitasnya. Selain itu anak lebih mengerti apa yang terjadi disekitarnya. Anak dengan mudah mengekspresikan perasaan yang dimilikinya.
Dengan bermain, anak dapat bereksprimen serta secara bebas mengekspresikan dirinya sehingga menjadikan anak lebih kreatif. Bermain dapat membantu anak mengerti lebih dalam mengenai kehidupan sosialnya. Saat bermain anak dapat belajar mengenai peraturan sosial yang berlaku, seperti saling menolong dan bekerja sama.
Suasana Bermain

 

Untuk menciptakan suasana bermain yang menyenangkan sehingga anak dapat bermain sesukanya, pilihlah batasan-batasan yang tepat sehingga tidak menghambat kreavitas anak dalam bermain. Sediakan tempat dan mainan atau peralatan yang menstimulasi anak untuk bermain. Atur tempat bermain dan mainan sedemikian rupa sehingga anak tertarik untuk bermain.

Orangtua hendaknya menyadari, bahwa bermain sangat bermanfaat bagi perkembangan anak. Berikanlah berbagai pengalaman nyata yang dapat memperkaya fantasinya dalam bermain.

Peran Pendidik
Berhasilnya bermain bisa menjadikan suatu pelajaran yang berarti tidak terlepas dari peran tenaga pendidik saat mendampingi anak tersebut bermain. Jadilah pendidik contoh yang baik. Sebab anak belajar bermain dari melihat cara anak atau orang lain.
Tenaga pendidik atau orangtua anak dapat berfantasi. Gunakan imajinasi dan jangan malu-malu untuk ikut bermian. Tetapi perlu diingat, bahwa kegiatan bermain tersebut adalah kreasi anak, jadi jangan mengambil alih imajinasi anak.

Peran tenaga pendidik hanya mengawasi, mengobserbasi dan mengatur kembali mainan yang terpakai. Berikan tanggapan jika anak didik ingin mengajak dalam permainannya. Pendidik dapat memberikan saran dan dorongan untuk memperkaya permainan anak. (cw3)

 

Tinggalkan Balasan