Membaca Pikiran Si Kecil

Oleh : MA Muazar Habibi

Tingkah balita memang menggemaskan. Perilakunya sehari-hari kerap menambah warna kehidupan Anda. Tak jarang kelakuannya membuat Anda tertawa geli. Namun, tahukah Anda bahwa ternyata dalam setiap perilaku balita terkandung makna di dalamnya?

1.Gemar Main Petak Umpet

Balita kesayangan Anda senang sekali main petak umpet. Setiap Anda membuka pintu rumah saat pulang kantor, ia pasti sudah ngumpet dan meminta dicari-cari. Ketika Anda menemukannya, ia pun tertawa kegirangan. Petak umpet pun menjadi kegiatan khusus setiap kali Anda pulang kantor.

Ada manfaat menarik di balik kegemarannya itu. Mark Strauss, PhD, psikolog perkembangan anak dan direktur University of Pittsburgh’s Infant and Toddler Development Center mengungkapkan bahwa permainan petak umpet merupakan sarana untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan sosialnya. Balita sangat gembira ketika menyadari bahwa orang yang tidak terlihat dalam pandangannya ternyata tidak menghilang selamanya. Mereka bisa mengambil inisiatif untuk mencari dan menemukan sendiri ‘barang hilang’ tersebut.

Yang Bisa Anda Lakukan:

Anda dapat mengajarkan balita Anda konsep ruang lewat permainan ini. Misalnya, ketika mencarinya ucapkan: “Kevin ada di bawah meja, ya?” atau “Nova ada di belakang lemari nggak?”.

2. Senang Bertanya “Kenapa?”

Sejak ia mulai pandai bicara, kata “mengapa” atau “kenapa” seperti menjadi favoritnya. Misalnya, ketika Anda mengungkapkan bahwa bunga mawar berwarna merah, ia pasti menimpali: “Kenapa merah?” dan Anda pun harus menjelaskan pertanyaannya itu sampai ia puas dengan jawaban Anda.

Perilaku ini menunjukkan bahwa anak Anda perlahan-lahan mulai mengembangkan konsep abstrak di otaknya. Ia penasaran ingin mengetahui arti di balik semua hal. Tak heran bila semua yang dilihatnya akan menimbulkan pertanyaan di kepalanya.

Yang Bisa Anda Lakukan:

Reaksi Anda terhadap semua pertanyaannya tersebut akan mempengaruhi rasa keingintahuannya dan hasratnya terhadap ilmu pengetahuan. Jawablah semua pertanyaannya dengan sebaik-baiknya. Hindari menjawab asal-asalan.

Tunjukkan buku-buku ilmu pengetahuan untuk anak-anak sembari menjawab pertanyaannya. Jika ia punya banyak pertanyaan tentang alam, misalnya, ajak ia jalan-jalan ke kebun binatang untuk menunjukkan bagaimana alam bekerja.

3. Senang ‘Membaca’ Buku Yang Sama Berulang-ulang

Si kecil senang sekali pada satu buku dan akan ‘dibaca’nya berulang-ulang. Tak bosan-bosannya ia meminta Anda untuk membaca buku dan menceritakan adegan yang sama hampir setiap hari.

Mary Hynes-Berry, Ph.D, pengajar pada Erikson Institute for Early Childhood, buku memperkenalkan balita dengan kata-kata baru. Mereka membutuhkan waktu untuk menghubungkan antara gambar dan cerita yang mereka dengar. Maka, balita membutuhkan ‘membaca’ berulang-ulang. Mungkin ketika Anda sudah bosan membacakan buku itu pada si kecil, justru pada saat itu ia sudah mulai memahami isi cerita buku itu.

Yang Dapat Anda Lakukan:

Anda dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan kemampuan berbahasa si kecil. Pasalnya, pada usia ini kemampuan berbahasa sedang berkembang dengan pesat. Pada usia 1,5-2 tahun, si kecil sudah bisa menunjukkan dan menyebutkan nama dari bagian-bagian tubuh. Dan, pada usia yang sama ia mulai bisa menunjukkan gambar dan nama-nama binatang. Tunjukkan pada si kecil buku-buku yang cocok dengan kemampuannya itu.

4. Selalu Minta Digendong

Balita Anda sudah pandai jalan sendiri. Tubuhnya sudah besar dan terlalu berat untuk digendong dalam waktu lama. Namun, ia kerap merengek minta digendong.

Bila si kecil kerap melakukan hal ini, walaupun ia tidak dalam keadaan lelah, bisa berarti ia merasa dirinya tidak aman. Hal ini kerap terjadi pada balita yang baru masuk pendidikan pra sekolah. Sejalan dengan perkembangannya memiliki independensi, balita juga mengalami perasaan takut karena harus berpisah sementara dengan orang tuanya.

Yang Bisa Dilakukan:

Cari waktu untuk menjalin ikatan lebih dalam berdua saja dengan balita Anda. Bacakan buku, bercakap-cakap, atau melakukan permainan lebih lama dari biasanya. Peluk si kecil lebih sering dari biasanya.

Ketika ia meminta digendong, beri pengertian pada si kecil bahwa Anda sedang tak bisa menggendongnya. Namun kemudian tawarkan alternatif lain misalnya menggenggam tangannya, duduk di baby stroller atau mendorong baby stroller yang berisi boneka kesayangannya. Cara ini mengajarkan si kecil bahwa ia sudah besar dan tak perlu lagi digendong seperti bayi.

Sumber: sehatgroup.web.id

 

Tinggalkan Balasan