Real Love Menuju Rumah Tangga Samara.

Oleh : MA Muazar Habibi

Dalam ilmu yang saya pelajari tentang family therapy juga marriage and relationship educator and coach, terdapat lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti. Bisa jadi antara pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain, memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan dapat saling merasakannya.

Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Antar pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.

Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut ilmu psikologi keluarga, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Dalam salah satu bab teori marriage and relationship tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya

Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Saya ingin mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Saya menyarankan agar pasangan yang sampai di tahap ini dibiasakan untuk senang untuk membaca dari berbagi sumber tentang meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti majelis taklim yang membahas tentang konsep pernikahan Islami dan sejenisnya yang harus melihatkan suami dan istri.

Tahap keempat: Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Kedua pasangan akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangannya. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara suami dan istri dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, antara suami dan istri akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.

Tahap kelima: Real Love. “Suami-istri akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,”. Saya menyimpulkan dari rangkaian pernikahan inilah yang diharapkan hal ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk antar pasangan memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha yang kuat, bahkan suami-istri harus bisa mencapai ini. Karena tahap real love inilah yang di sebut keluarga sakinah mawaddah wa rahmah.

Pada catatan akhir saya menyarankan pula, “Jangan hancurkan hubungan pernikahan suami-istei hanya karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Kedua belah pihak hanya perlu sabar menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah kelanggengan pernikahan suami-istri sebagai suatu hadiah berharga bagi diri sendiri, pasangan, dan juga anak.

Dan akhirnya saran saya, selain ikhtiar untuk senantiasa memupuk cinta, maka doa adalah kiat utama menjadikan keluarga bahagia.

ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻫَﺐْ ﻟَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟِﻨَﺎ ﻭَﺫُﺭِّﻳَّﺎﺗِﻨَﺎ ﻗُﺮَّﺓَ ﺃَﻋْﻴُﻦٍ ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻟِﻠْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ ﺇِﻣَﺎﻣًﺎ

Robbana hablanaa min azwajinaa wadzurriyatinaa qurrota a’yunin waj’alnaa lilmuttaqiina imaamaa.

Ya Tuhan kami , anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati ( kami ) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.

Abah Muazar Habibi, Psikolog
Pengasuh Pesantren Lenterahati Islamic Boarding School

Tinggalkan Balasan