LENTERAHATI ISLAMIC BOARDING SCHOOL

Loading

Arsip untuk 14 Feb 2020

Hidup Itu Perjuangan

Hidup Itu Perjuangan

Hidup ini tak lepas dari namanya perjuangan, malah sejak kecil kita sudah belajar untuk berjuang dari merangkak, berjalan hingga dapat berlari. tidak hanya itu, sejak kecil juga kita sebenarnya sudah paham tentang pentingnya kesimbangan agar tak mengalami yang namanya terjatuh.

Selepas kecil, kita akhirnya mulai dewasa, masalah demi permasalahan muncul tiada henti, yaa, kehidupun ini memang tak luput dari rintangan dan cobaan yang datang silih berganti. namanya juga manusia, jika dihadapkan di kondisi tersebut kemungkinan akan mengalami rasa putus asa, sedih atau mudah menyerah, sekuat apapun mental yang dimilikinya pada akhirnya akan tersungkur juga jika ketika ada masalah kita hanya bisa mengeluh tanpa berdoa, berikhtiat, sabar dan tawaqal ala Allah.

Jika kita berpikir untuk bangkit, bisa jadi kita akan lebih dalam mengenal yang namanya perjuangan, tidak selamanya penderitaan akan berujung kesedihan, namun perjuangan bukan sekedar berkorban jiwa atau raga, lebih dari itu, kamu harus rela mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran sendiri untuk keluar dari masalah yang selama ini menghantui.

Tidak ada salahnya jika kita memiliki impian, cita-cita dan harapan dan bermimpi yang tinggi, selagi kita bisa berjuang, punya semangat dan tak pernah kenal lelah untuk mewujudkannya, namun kita juga harus realistis, karena semua makna perjuangan yang kita korbankan justru akan sia-sia jika melupakan orang-orang yang selalu mensupport apa yang pernah kita alami dalam perjuangan hidup dari belakang seperti orang tua, teman, sahabat, keluarga, ataupun orang-orang yang berjasa. jika kita ingat, ketika kita mulai ingin menyerah, orang-orang terdekat inilah yang selalu mendukung apapun hasil yang kita dapatkan.

Ketika kita berhasil mencapai sebuah tujuan, kita akan merasakan dan mengerti betapa indah kata kata perjuangan dan pengorbanan itu. terlepas dari banyaknya kata gagal yang didapatkan kemarin, terbayar sudah dengan keberhasilan uang buat kamu menjadi sukses. nah, untuk kita yang sedang berjuang saat ini, jangan berhenti untuk mengobarkan semangat dan percaya akan diri kita sendiri.

QS Al Imran : 139

“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman”.

Tidak diperkenankan senantiasa memandang diri sebagai orang yang buruk atau penuh kekurangan, setiap manusia mendapat anugrah dari Allah berupa kelebihan dan kelemahan masing masing. Berfikir negatif terhadap diri sendiri menandakan kita kurang nya rasa syukur. Maksimalkan kelebihan yang kita punya untuk kebaikan dan jadikan kekurangan sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas diri.

Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:

Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ’Azza wa jalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi).

Sudah seharusnya kita menjadikan ujian yang datang sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Memiliki semua jawaban atas setiap permasalahan hidup kita. Ujian yang datang membuktikan bahwa diri kita ini begitu lemah, sehingga kita membutuhkan pertolongan Allah SWT. Ujian yang datang bukan karena Allah benci kepada kita, tapi sungguh karena Allah sayang kepada kita.

Yakinlah! Di Balik Kesulitan, Ada Kemudahan yang Begitu Dekat

Seringkali kita berputus asa tatkala mendapatkan kesulitan atau cobaan. Padahal Allah telah memberi janji bahwa di balik kesulitan, pasti ada jalan keluar yang begitu dekat.

Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)

Ayat ini pun diulang setelah itu,

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)

Tetap Semangat, Ujian harus kita lalui walau Mendikbud akan menghapus Ujian Nasional sebagai ukuran siswa lulus sesuatu jenjang. Namun bagi Allah justru ujian hidup itulah cara Allah untuk mengukur ketercapaian kelulusan seorang insan dari tahap satu ke tahap kehidupan yang lebih baik.

Abah Muazar Habibi Pengasuh Pesantren Lenterahati Islamic Boarding School.

Mengajarkan Alquran Secara Dini

Mengajarkan Alquran Secara Dini

Kepada para sahabat, Rasulullah menganjurkan agar senantiasa memelajari, mengkaji serta mengamalkan Alquran. “Pelajarilah oleh kalian Alquran, dan kajilah dia, karena Alquran bagi yang memelajarinya bagaikan wadah yang berisi penuh kesturi, harum semerbak memenuhi tempat sekelilingnya,” demikian sabda Nabi SAW.

Implementasi seruan itu dilaksanakan dalam Majelis Rasulullah, yang kemudian menjadi pusat menyebarluaskan ilmu dan ajaran agama. Dalam majelis ini, Rasulullah memimpin tadarus sekaligus mengontrol dan memperbaiki bacaan para sahabat. Nabi SAW juga menafsirkan dan menerangkan arti ayat-ayat Alquran kepada para sahabat.

Inilah petunjuk dan pedoman bagi umat manusia guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tiada kepalsuan dalam Alquran, yang adalah kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Rasulullah.

Alquran juga sumber segala ilmu pengetahuan. Sehingga dengan isi kandungannya, umat Muslim sepanjang zaman dapat memelajari keajaiban alam semesta untuk dimanfaatkan bagi kemaslahatan manusia.

“Tiadalah kami alpakan suatu apapun dalam al-Kitab.” (QS al An’am [6]:38)

Nah, dengan keutamaan itu, tidaklah mungkin bagi seorang Muslim untuk mengabaikan Alquran, enggan membaca maupun merefleksikan makna-maknanya. Nabi pun mengibaratkan orang yang tidak membaca Alquran seperti buah kurma yang tidak memiliki bau namun rasanya manis.

Padahal, seperti diuraikan Dr Muhammad Ali al Hasyimi dalam bukunya Hidup Saleh dengan Nilai-nilai Spiritual Islam, makna Alquran yang mengaliri jiwa seseorang, akan mampu membersihkan dan memurnikan hati, untuk selanjutnya menambah kebijaksanaan serta keimanan.

Tak hanya itu, Rasulullah juga selalu menekankan agar umat yang telah mengerti Alquran, dapat mengajarkan membaca kitab suci ini kepada orang  lain, seperti berlangsung dalam Majelis Rasulullah tadi.

Pembelajaran sebaiknya diberikan semenjak dini kepada anak-anak. Nabi SAW bersabda, “Siapa yang mengajarkan membaca Alquran kepada anaknya akan diampuni dosanya, dan barangsiapa yang mengajarkannya dengan hafalan di luar kepala, maka Allah akan membangkitkannya kelak di hari kiamat dengan wajah seperti bulan purnama.” (HR Thabrani, Anas)

Ada alasan khusus mengapa Nabi menegaskan hal tersebut. Dengan sejak dini anak-anak dikenalkan kepada Alquran, diharapkan tumbuh kepercayaan terhadap Allah SWT sebagai tuhannya dan Alquran adalah firman-Nya. Keyakinan yang tertanam sejak kecil akan terpatri hingga remaja dan masa dewasanya serta meneguhkan akidah.

Ini dipertegas oleh Ibnu Khaldun, sosiolog Muslim terkemuka. Menurutnya, mengajarkan Alquran kepada anak-anak adalah lambang Islam. Ini bertujuan untuk meresapkan iman dan meneguhkan akhlak melalui ayat-ayat sucinya dalam hati yang masih kosong dan bersih.

Memelajari dan mengajarkan Alquran adalah suatu kewajiban serta tanggung jawab seorang Muslim terhadap kitab sucinya. Tidak ada yang lebih mulia di hadapan Allah SWT kecuali orang-orang yang mampu melaksanakan kedua hal tersebut. 

Maka menyadari pentingnya mengajarkan Alquran bagi generasi, Lenterahati Islamic Boarding School telah menyiapkan sistem dan teknik pengembangan pembelajaran yang menyenangkan mulai dari PAUD hingga SMP (pesantren) sehingga ketika santri belajar Alquran bukan hanya merasa mudah tetapi mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga manfaat.

Abah Muazar Habibi Pengasuh Pesantren Lenterahati Islamic Boarding School