Konon ada seorang hebat, ia berteriak lantang.

Akan aku rubah dunia ini lebih baik, usiapun bertambah ia tak lagi muda kemudian ia berteriak kembali “Akan aku rubah negera ini lebih baik jika aku yang memimpinnya”.

Sejalan dengan usianya, teriakan itu belum juga terwujud. Ketika jabatan satu dua sudah tak ia miliki, hanya tingal jabatan tingkat kabupaten. Lantas ia berteriak kembali dengan lantang “Jika aku memimpin kabupaten ini, akan aku perbaiki lebih baik lagi se Kabupaten”.

Saat ia sudah balik ke kampung, hanya orang sekampungnya yang mengenalnya. Ia pun masih bisa lantang berteriak. “Jika kalian percaya padaku, aku akan pimpin desa ini dan aku jadikan lebih baik”.

Ternyata semua yang ia teriakkan saat memimpin, tak satupun bisa terwujud dan ia sekarang terbaring lemah di Rumah Sakit, sambil hanya ditemani oleh perawat karena anak-anaknya yang politisi dan istrinya yang mengantikan ia jadi pimpinan semuanya masuk penjara karena korupsi.

Ia berbisik lirih pada perawat dengan menitikkan air mata. “Jika dulu aku mulai kebaikan dari dalam keluargaku, maka bukan hanya dunia ini yang bisa aku rubah tetapi juga keluargaku tak akan mungkin terjerumus dalam nestapa di penjara”.

Sesaat kemudian ia menghembuskan nafas terakhir dengan menyandang tersangka korupsi, anak-anak dan istrinya lebih dahulu mendekam dalam deruji.

Maka Allah telah mewanti-wanti Lindunglah Dirimu dan Keluargamu dari Neraka

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً

“Wahai orang-orang beriman, lindungilah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka” (terj. Qs. At-Tahrim ayat 6).

Dengan Apa dan Bagaimana Seseorang Melindungi Diri dan Keluarganya dari Api Neraka?

Menurut Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, makna “jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, adalah lakukanlah ketaatan kepada Allah dan tinggalkan maksiat serta suruhlah mereka untuk berdzikir kepada Allah. Maka dengannya Allah selamatkan kalian dari api neraka”.

Sementara Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan, makna “jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, adalah “didiklah mereka dan ajarkan ilmu kepada mereka (addibhum wa ‘allimuhum)”.

Sedangkan Muqatil dan Ad Dhahak berkata, makna “jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, adalah, “Engkau memerintahkan mereka untuk mentaati Allah dan mencegah mereka dari bermaksiat kepada Allah, hendaklah engkau menegakkan perintah Allah teradap mereka, memerintahkan mereka dengan perintah Allah dan membantu mereka dalam urusan tersebut, dan jika engkau melihat kemaksiatan dari mereka maka hendaklah engkau menghardik mereka”.( Tafsir Ibnu Katsir: 4/391 ).

Abuya MA Muazar Habibi, Psikolog
Pengasuh Pesantren Lenterahati Islamic Boarding School

Tinggalkan Balasan