LENTERAHATI ISLAMIC BOARDING SCHOOL

Loading

TAK ADA KEBERHASILAN USAHA TANPA UJIAN

TAK ADA KEBERHASILAN USAHA TANPA UJIAN

Tak Ada Keberhasilan Usaha Tanpa Ujian.

Usaha itu tak ada yang instan dan mulus, dus itu usaha bukan hanya untuk dunia tetapi juga bisnis akhirat. Dunia pendidikan apalagi pesantren tak hanya urusan keikhlasan bangun dan mengharap belas kasihan dengan mengajukan proposal kesana kemari dan membuka donasi, akan tetapi harus diurus dengan baik sehingga juga akan berdampak kepada kemanfaatan duniawi bukan hanya sekedar materi tetapi mampu menjadi oase masyarakat untuk mencari pendidikan Islam yang lebih baik dan bermutu juga bisa menjadi tulang punggung dari puluhan bahkan ratusan tenaga pendidik, non pendidikan bahkan sampai tenaga bidang kebersihan dan semua unsur profesi ada karena lembaga pendidikan di kelola secara profesional.

Namun, tak mudah membangun sebuah usaha walau disandarkan kepada tujuan akhirat, tetap butuh dana yang tak sedikit untuk membangun sebuah peradaban baru dunia pendidikan.

Sejak 11 tahun yang lalu mendirikan Lenterahati Islamic Boarding School ini, bukan hal yang mudah. Jatuh bangun pernah saya lalui,  bahkan sebelum mendirikan Lenterahati Islamic Boarding School saat beberapa tahun menginjakkan kaki di Lombok Nusa Tenggara Barat saya sudah memulai membangu membangun sebuah sekolah yang saat itu maju pesat dan sampai saat ini juga masih diminati masyarakat, kemudian itulah awal Jatuh bangun berusaha di dunia pendidikan.

Setelah istirahat beberapa tahun kemudian mendirikan sendiri lembaga pendidikan dengan Nama Lenterahati Islamic Boarding School, yang awalnya hanya menyewa ruko dengan siswa tak kurang 10 orang termasuk anak kami dari sini ujian itu dimulai.

Berkali-kali guru kehilangan laptop, sepeda motor dan dompet kemudian menyusul diblokade karena dianggap menganggu tetangga dan akhirnya ditagih bayar ruko padahal sudah dibayar lunas dan uang bayaran ruko itu dibawah oleh adik pemilik ruko.

Dan pada suatu waktu saya harus memutuskan bagaimana Lenterahati Islamic Boarding School yang mulai berkembang, bisa berkembang lagi, pada waktu itu ada keluarga yang menawarkan kerjasama dan akhirnya kami pindah ke Jl. Adisucipto, dimana sebuah rumah dan bawah gedung ruko saya sulap menjadi sebuah tempat yang layak disebut sekolah, akhirnya Lenterahati Islamic Boarding School berkembang pesat.

Namun, sekali lagi usaha tak akan mulus begitu saja karena keberhasilan berusaha ditentukan bagaimana mencari jalan terbaik dari ujian dan masalah yang ada dan menciptakan kreatifitas baru agar keluar dari ujian yang ada.

Namanya iri dan dengki, tak pandang itu keluarga. Ternyata kerjasama yang sudah dibangun dengan begitu saja dibatalkan sepihak, sarana dan prasarana yang sudah kami bangun dengan ratusan juga menjadi milik mereka. Pada saat itulah Allah memberikan kemudahan untuk kerjasama dengan perbankan, namun karena proses pembangunan belum selesai kami harus menunggu 2 tahun, dan 2 tahun itu juga masa ujian yang cukup berat.

Sisi lain harus membiayai pembangunan, sisi lain kami dipaksa untuk membayar kontrak pada bangunan dan sarana-prasarana di Jl. Adisucipto yang dulu kami bangun justru kami yang harus bayar sewa. Bukan hanya itu ujian yang datang, siswa SMP sudah mulai masuk, ternyata kerjasama yang sudah 80% disepakati agar saya mengelola salah satu bangunan Hibbah dari Rabutho Alal Islami yang dikelola oleh salah satu Kiyai dari Lombok Timur dengan bangun yang cukup megah di wilayah Lombok Barat, ternyata nama Lenterahati Islamic Boarding School hanya dipakai untuk memikat para donatur dan akhirnya santri SMP saya kontrakan di Ruko dekat kampus yang sedang saya bangun di Ireng Jaya.

Belum selesai urusan kami di usir dari Jl. Adisucipto, bangunan yang harusnya sudah bisa digunakan yang sedang kami bangun, ternyata pada 2 bulan sebelum digunakan belum sepenuhnya selesai, padahal uang sudah diserahkan ke kontraktor. Hingga pada suatu sore saya tagih kontraktor itu, namun siapa sangka itu pertemuan terakhir saya dengan kontraktor tersebut. Malamnya saya dikabari setelah dari gedung yang ia bangun yaitu gedung Lenterahati Islamic Boarding School  ia pulang ke Lombok Tengah dan mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia meninggal dunia.

Beberapa hari saya liburkan bangunan, karena masih berkabung tidak taunya hari-hari itu membuat saya sangat pusing. Bagaimana tidak, hampir tiap pagi-siang-sore orang datang menagih belum dibayar ini dan itu termasuk tukang. Padahal semua uang sudah diserahkan ke kontraktor yang meninggal itu.

Setelah kejadian itu, Alhamdulillah keluarga semua mencari solusi dan ada dana-dana yang masih bisa digunakan untuk melanjutkan bangunan walau hanya berupa 2 lantai dari 3 lantai yang kami rencanakan.

Pembangunan setelah meninggalnya kontraktor yang telah membawa uang ratusan juga dan tak ada sedikitpun uang itu kembali karena keluarganya tak mau bertanggungjawab dan tak tau disimpan dimana uang itu. Sedikit demi sedikit bangunan kami lanjutkan.

Belum bisa sampai lantai 2 selesai, ujian berupa musibah kembali terjadi. Gempa besar mengunjang Lombok, tukang semua libur berbulan-bulan setelah itu harga-harga material naik hampir 100%, maka terasa lengkap ujian dari Allah.

Namun inilah cara Allah, tidak akan menguji hambaNya tanpa solusi dan kebahagiaan. Musibah gempa telah merubah menjadi kemudahan, 1 tahun setelah gempa. Kami bisa menyelesaikan pembangunan Gedung walau sangat jauh dari rencana semula, namun sudah sangat representatif untuk menjadi sebuah lembaga pendidikan terdepan.

Apakah ujian berakhir, ternyata tidak. Bangunan yang sudah jadi tidak bisa menampung lagi siswa yang ingin sekolah dan mondok di Lenterahati Islamic Boarding School sehingga harus dikembangkan dengan cara membangun lagi di tempat lainnya. Akhirnya saya disuport penuh oleh saudara-saudara ingin membangun gedung dengan membeli tanah di sebelah gedung yang ada, saat itu mulai mengajukan pinjaman kembali ke bank. Saat penantian di bank datang teman dosen yang sama-sama mengajar di tempat yang sama dengan menawarkan pinjaman lunak dari pihak ketiga, maka kami sepakati uang administrasi dan segalanya yang mencapai ratusan juta.

Hingga penantian yang cukup lama, ternyata uang ratusan juta itu dibawah pergi olehnya dan sampai saat ini tak lagi bisa bertemu dengannya.

Setelah ujian akan ada kebahagiaan seperti janji Allah, akhirnya bisa membeli tanah sebelah untuk bangunan kampus SMP dan SMP dengan menghadirkan Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.Ap selalu Menko PMK untuk soft opening.

Dan tak disangka-sangka sebelum itu, datang donatur dengan membawa kunci gerbang menyerahkan wakaf tanah dan bangunan yang sudah siap ditempati dengan 10 kelas. MasyAllah, inilah cara Allah menjawab ujian demi ujian.

Tetapi tentu ujian ini bukan yang terakhir, saya sadar sepanjang manusia berusaha, maka cara Allah untuk menyiapkan agar manusia itu siap dengan perubahan yang lebih baik adalah dengan gemblengan masalah demi masalah sehingga ketika usaha itu berhasil manusia bisa mengelolanya dengan baik.

Saya percaya jika nanti ada masalah lagi, itu adalah cara Allah untuk menguatkan hati dan pikiran agar bisa mengingat Allah dan tentu lebih dewasa dalam mensikapi apa yang akan terjadi.

Semoga Allah selain memberikan ujian juga akan memberikan solusi terbaikNya. Aamiin

Irengjaya, 16 Mei 2022 jam 00.35 WIT
Abah Muazar Habibi
Mudir Am Pesantren Lenterahati Islamic Boarding School

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari LENTERAHATI ISLAMIC BOARDING SCHOOL

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca