لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Jika ada ujian, tetaplah semangat mencari solusi dengan benar. Bisa jadi masalah kita selesai tetapi karena tidak benar cara menyelesaikan masalah. Besok Allah akan ulang masalah yang sama agar kita lulus sempurna menuju ujian berikutnya.
 
Sepanjang kita masih belum menuntaskan 1 masalah yang diberikan Allah, artinya masalah itu belum sepenuhnya kita selesaikan. Padahal Allah telah mengatakan tak membebani masalah jika manusia tak sanggup menerimanya.
 
Jadi akan ada HER, mengulang terus menerus ujian demi ujian jika ujian yang sama manusia belum sempurna menyelesaikannya.
 
Setiap kita pasti pernah mengalami ujian dalam hidup ini. Namun, kadar dan bentuknya saja yang berbeda. Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, makin hebat pula ujian yang dihadapinya. Para nabi adalah orang-orang yang paling hebat ujiannya dan mereka bersabar dalam menghadapi ujian tersebut (QS 29: 2-3).
 
Meski Allah SWT memberi ujian, ingatlah bahwa Allah sangat menyayangi hamba-hambanya karena semua ujian yang didapat itu diberikan sesuai dengan kesanggupan kita (QS 2: 286). Di balik semua ujian yang datangnya dari Allah SWT, terdapat pesan spiritualitas yang patut kita yakini.
 
Pertama, agar Allah semakin tahu siapa di antara hambanya yang benar-benar berada di atas kesabaran atau keputusasaan. Allah SWT berfirman: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS 2: 155).
 
Kedua, Allah akan mengangkat derajat dan menghapus dosa. Rasulullah bersabda: “Tidak ada satu pun musibah yang menimpa seorang Muslim berupa duri atau yang semisalnya, melainkan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya” (HR Muslim).
 
Ada pula riwayat hadis berbunyi, “Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya” (HR Bukhari dan Muslim).
 
Ketiga, ujian sebagai tanda cinta dan kebaikan Allah SWT. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya besarnya balasan bergantung pada besarnya ujian dan apabila Allah cinta kepada suatu kaum Dia akan menguji mereka, barang siapa yang ridha maka baginya keridhaan Allah. Namun, barang siapa yang murka, baginya kemurkaan Allah” (HR Tirmizi).
 
Keempat, ujian dapat mendatangkan pahala tanpa batas. Allah SWT berfirman; “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS az-Zumar: 10).
 
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya dengan mengutip Al-Auza’iy mengatakan, yang dimaksud dengan pahala tanpa batas adalah kebaikan orang-orang yang sabar saat mendapat ujian tidak akan ditakar atau ditimbang. Mereka langsung dimasukkan ke surga tanpa perhitungan.
 
Kelima, ujian bisa disetarakan dengan syahid. Nabi Muhammad SAW melalui sabdanya: “Wabah penyakit adalah sejenis siksa (azab) yang Allah kirim kepada siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah menjadikan hal itu sebagai rahmat bagi kaum Muslimin. Tidak ada seorang pun yang terserang wabah, lalu dia bertahan di tempat tinggalnya dengan sabar dan mengharapkan pahala, juga mengetahui bahwa dia tidak terkena musibah melainkan karena Allah telah menakdirkannya kepadanya, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mati syahid” (HR Bukhari).
 
Wallahu a’lam.
Abah Muazar Habibi
Mudirul ‘Aam Pesantren Lenterahati Islamic Boarding School
 
Note : Ayo ngaji bersama Majelis Taklim Qolbu Salim Pesantren Lenterahati Islamic Boarding School, tiap 1 bulan sekali.
 
Dokumentasi kegiatan

Tinggalkan Balasan